Kamis, 08 September 2011

single itu pilihan-jomblo itu takdir!(ato kasihan?!)

Sebagai warga negara indonesia dengan berjuta kultur, kemasyarakatan serta keagamaan yang masih kuat mengikat, pernahkah berfikir unutk menjadi single?
Single! bukan jomblo ya! seperti yang saya bilang sebelumnya, single itu pilihan karena kita bisa memilih untuk tidak single tapi jomblo itu takdir karena setengah mati anda mau berpasangan kenyataannya belum ada yang tertarik (kasian juga bisa menjadi lanjutan yang tepat, terutama jika anda memamerkan kesengasaraan dan mengiba-iba for having someone in social media, come on girl hv some attitude please!)

Pernah berfikir untuk hidup single?! Berfikir untuk hidup single sah-sah saja, pikiran kan milik pribadi. Pernah menjalani kehidupan mempertahankan prinsip untuk single?! Pasti berat ya..
Bayangkan berada diumur lebih dari seperempat abad, saat teman-teman memiliki pasangan, sudah menikah bahkan sudah punya anak. Masalah yang dihadapi mulai dari, ga ikutan "double-triple-dan selebihnya" date kecuali siap manyun dan dipandang kasihan oleh orang lain.
Pernikahan sahabat is a must buat datang. Permasalahannya, datang dengan siapa? Teman yang lain pasti dengan pasangannya. Sendiri? ide bagus! Karena akan terbebas dari pertanyaan "kapan nyusul" karen orang-orang sudah memandang kasihan sebelum bertanya.
Rongrongan orang tua, bahkan keluarga besar mulai dari tante yang akrab sampai nenek yang ga dikenal. Rongrongan orang tua tentu karena kekhawatiran anaknya ga laku-laku,keinginan menimang cucu, memamerkan keberhasilannya mengasuh anak ampe laku sampai kegerahan orang tua karena dirongring pertanyaan serupa juga oleh kerabatnya.
Dianggap jual mahal. Awal-awalnya orang yang mengejar akan berfikir, wow she's hard to get, it must be worthed. Berlanjut ke jual mahal amat sih nih orang?! Selanjutnya berhenti dan balik kanan. Sampai akhirnya sepuluh tahun kemudian, "jual mahal sih! makanya ampe sekarang ga laku-laku" dengan penuh kemenangan punya istri dan 5anak yang bergelantungan di tangan dan kaki.
Dan pandangan kasihna sampai selalu terseret2 dalam mitos dan anggapan buruk akan perawan tua, karena perjaka tua tidak pernah berurusan dengan hal itu. (mau milenium ke sejuta juga kayanay nih bias gender ga akan beres!)

Orang luar tidak akan pernah berfikir dan mencoba mengerti bahwa single adalah sebuah pilihan. Bahwa bagi sebagian orang pergi nonton sendiri, duduk di cafe sambil baca buku sendiri adalah hal menyenangkan.
Orang "normal" (maksudnya mayoritas) tidak akan pernah berfikir bahwa bisa hidup diatas kaki sendiri, bisa melakukan banyak hal tanpa harus memikirkan pasangan dan melakukan kompromi adalah sebuah pilihan hidup yang bisa dinikmati.
Hingga sekarang dan entah kapan mayoritas akan selalu dianggap normal. Maka jika pernah berfikir untuk memilih single coba renungkan apa yang akan dihadapi didepan. Berhadapan dengan mayoritas dan menjadi "tidak normal"(minoritas) bukanlah hal mudah, terutama saat keluarga buakn berada dalam barisan pendukung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar