Rabu, 30 November 2011

vacancy

(Dulu) gw termasuk tipe backpacker, ga sejati tapi kurang lebih. Hotel melati, hostel atau motel, selama ada tembok dan pintu yg bisa dikunci, I'm in! Angkutan umum non AC bahkan kendaraan masyarakat. Jalan-jalan penuh peluh dengan partner satu visi, my version of heaven in vacation.

Acara tv favorite gw segala yang berbau backpacker dan first class all the way. Agak-agak jomplang memang acara yang terakhir itu. Yang gw suka dari 1st class all the way adalah kesibukan dan cara mereka menyiapkan semua detail perjalanan hingga kegiatan, sangat-sangat detail. Bukan first class nya. Minus kepuasan buat gw kalau perjalanan serba diatur orang lain dan enak-enakan. Gak spontan! Yah, tiap orang punya cara masing-masing untuk denial. Intinya, ga mampu gw bayarnya cuy!

Gw sendiri bukan tipe pewisata pemandangan yang mencari-cari tempat bagus untuk diabadikan. Kalo ada genre dalam tipe-tipe pelancong, gw lebih ke tipe pewisata cultural. Itu makanya gw lebih suka transportasi umum, yang lebih banyak berhenti dan diisi penduduk lokal dengan kemampuan ekonomi terbatas yang memang sering kali masih kental dengan kebudayaan setempat. Itu makanya makan di kaki lima yang pertama terlihat saat lapar terasa lebih mengasikan. Dan itu juga kenapa gw lebih suka tinggal di hotel super murah yang biasanya terletak di daerah rural pusat kota.
gw sendiri bukan tipe penikmat pemandangan dan mengejar hasil-hasil photography bagus dari sebuah daerah wisata, gw lebih ke penikmat ekspresi orang-orang di sekitar gw, wajah-wajah baru dengan kebudayaan tersendiri. Sayangnya kemampaun photography gw sangat-sangat buruk, maka hasil di kamera tidak pernan menggambarkan apa yg gw rasakan saat melihat manusia-manusia itu.
Sampai akhirnya saya mulai sering mendapat kesempatan menginap di hotel mewah. Wow! Menyenangkan sekali ternyata, setelah lelah seharian, masuk ke kamar yang bersih dan wangi, AC yang dingin, mandi air hangat, handuk yg tampak aman dipakai dan kasur yang jauh lebih empuk dibandingkan kasur2 papan hostel. Saya jadi berfikir, jangan-jangan kemarin dulu itu hanya karena saya ga mampu afford 1st class all the way vacation, dan saya ga segitu backpacker cultural traveler-nya.

Sampai suatu siang, saya keluar dari rutinitas hotel berbintang dan kegiatannya. Kembali menaiki transportasi umum antar kota. Duduk ditengah-tengah masyarakat, berkeringat dengan earphone dan mp3 player, sensasi itu datang lagi. I still enjoy it! I still liking it! Bahkan saat gw berpeluh kembali ke kamar mewah, setelah mandi air hangat dan duduk menatap jalan raya dari jendela kamar. Melihat bagaimana orang-orang lalu-lalang dengan kesibukannya masing-masing, masyarakat asli terseok-seok gempuran pendatang yang begitu cepat hingga terjepit di pojokan sosialisasi, gw tau gw masih seorang cultural traveler tetap harus berbaur dengan keringat masyarakat untuk menikmati apa yg gw sebut liburan, dan setelah itu saya bisa bersitirahat di kamar ber AC dengan kasur empuk dan air hangat. Well, I can afford it now.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar