Malam ini malam minggu dan Bandung baru saja diguyur hujan besar. Ditengah dinginnya kota Bandung aku bermaksud melepaskan kepenatan usai ujianku dengan mencari beberapa buku komik, bukan novel ataupun buku tebal lainnya. Tanpa disadari, aku bertemu dengannya, dia yang membawa pikiranku kembali ke 3 atau 4 tahun yang lalu. Masa-masa dimana sebagian besar malam ku dan sebagian kecil siangku dihabiskan bersamanya. Tanpa ku rencanakan, malam itu aku bertemu Kristy Nelwan.
Aku sedang sibuk dengan deretan buku-buku yang ingin ku baca saat aku terkejut karena melihatnya. Sudah hampir 2 tahun aku tidak pernah lagi mendengar kabarnya. Malam yang rencananya akan aku habiskan dengan sedikit membaca komik dan tidur dengan puas itupun akhirnya kuhabiskan bersamanya.
Bertemu dengannya membuatku secara otomatis kembali ke masa-masa itu. Saat dimana pertama kali aku terkejut karena ada wanita lain yang memiliki prinsip yang sama denganku, satu aturan simple untuk seorang pacar, kalau mau selingkuh jangan sampai ketahuan. Hahaha prinsip yang aneh memang, tapi percayalah anda pasti tidak tertarik untuk berpacaran dengan pria sebodoh itu. Saat dimana membahas quote-quote menarik dari suatu buku, scene-scene menarik dari sebuah film atau lirik-lirik menarik dari sepenggal lagu. Aku terkejut menemukan seseorang yang membaca buku atau menonton film yang sama namun dapat mengambil sisi yang luar biasa berbeda. Membuat aku membuka pikiran ku dan bahkan membuat aku menanggalkan pesimistis skeptic ku dan membaca supernova.
Ya, aku merindukan masa-masa itu. Hingga akhinya malam itu kuhabiskan mendengarkan ceritanya.
Dia menceritakan pada ku tentang seorang gadis bernama Ava Torino, dimana aku harus memilah-milah antara mana yang menrupakan dirinya dan mana yang bukan. Tidak mudah tentunya, karena aku tidak mengenal dia sedalam itu, tapi tidak juga terlalu sulit karena beberapa hal begitu jelas tentangnya.
Cerita dimulai dengan Ava memergoki pacarnya berselingkuh, dan dia mengeluarkan kata-kata “Kamu buaya goblok! Aku udah bilang, kalau mau selingkuh jangan sampe ketauan!” hahaha jelas sekali kalimat itu menggambarkan Kristy, tapi bagian lain dimana Ava memang meminta bantuan wanita lain untuk menggoda lelakinya agar dya terbebas dari pria itu, aku tidak tau.
Malam itu menjadi panjang dan penuh cerita. Tentang before sunrise dan before sunset, ayah dan ibu-nya yang sangat supportive, adiknya yang sangat dia cintai, lagu-lagunya, buku-bukunya, cara dia memandang pertemanan, cinta dan banyak hal lainnya yang sangat menggambarkan dirinya. Yang kadang menyesatkan ku, apakah dia bercerita tentang Ava atau dirinya.
Ya, memang ada beberapa hal dari Ava yang terlalu biasa untuku. Bukan skeptic atau sinis, tapi frame tinggi, putih, rambut panjang, pekerjaan broadcasting, absurd, metal, mandiri, sukses, nyolot, semua sifat dan bawaannya yang tampak terlalu standar untuk ku. Maksudnya, sebuah paket yang sangat sulit untuk ditemukan tapi berkeliaran di mindset semua orang sebagai capaian sukses wanita dewasa muda.
Malam itu panjang, benar-benar panjang, mendengarkan the other side of my thought about every my favorite thing yang sudah 2 tahunlebih tidak ku dengar pemikirannya, bercerita panjang lebar tentang pikirannya yang lain. Ceritanya berakhir mendekati pukul 3 pagi. Aku tidak tau mana bagian favorite-nya, tapi mungkin berbeda dari bagian favorite-ku. Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, kami mungkin menyukai hal yang sama namun dari sudut pandang yang berbeda. Ini yang paling menyentuhku dari ceritanya malam itu.
Kamu tahu…
Aku selalu terserang panic setiap kali teringat hanya denganmu aku bisa bicara lama tentang hal-hal yang biasa. Mungkin karena seringanya aku dianggap aneh atau malah gila, padahal aku hanya melihat segala dengan lebih perlahan dan mencari bagian yang istimewa dari bagian yang sederhana.
Dulu kala.
Sebutir mute kecil hilang dari kalung kesayangan dan aku mencari-cari keseluruh penjuru kamar, menggunakan kaca pembesar. Menemukan satu jam kemudian ditengah karpet berbulu gelap, aku lega mute hitam ituterlihat dan masih mengilap.
Lalu aku mulai sering menggunakan kaca pembesar itu dimana saja, tidak hanya untuk mencari mute tapi untuk melihat dunia.
Dan diam-diam berharap ada yang melihatku dengan cara yang sama. Berulang kali kecawa, tentu saja. Harapan yang terlalu tinggilah yang sering kali menyebabkan rasa nyeri. Tapi lalu mau apa, tak lagi mencoba? Berdiam diri tak lagi mencari? Tidak, tangisku selalu berhasil berhenti dan aku selalu berjalan lagi.
Dan bertemulah kita, di suatu halaman yang tampaknya normal-normal saja. Lima menit pertama kamu mengerenyit menatapku, seperti juga aku mengerenyit melihatmu. Lalu aku mengeluarkan kaca pembesarku.
Pelan-pelan jidatku tak lagi berkerut.
Kaca pembesar sampai diwajahmu dan ku lihat kamu tersenyum lembut. Jidatmu tak lagi berkerut.
Kaca pembesar sampai ditanganmu dan ku mengerti senyuman itu untuk apa.
Jemarimu sedang mengenggam kaca pembesar juga. Melihat mute biasa yang jadi istimewa karena tidak bisa dilihat kapan saja…
…in me.
-Potongan Ketika A menuju Z dari novel L by Kristy Nelwan-
Ya, malam ini gw habisin baca bukunya Kristy Nelwan berjudul L yang gw temukan secara ga sengaja dijajaran novel-novel yang disewakan. Diawali dengan kaget saat pertama ngeliat nama pengarangnya, sebuah nama yang dulu sangat familiar. Seorang penyiar Radio Ardan saat gw masih kuliah hingga hampir 3 tahun yang lalu. Dilanjutkan dengan sebuah senyuman ketika membaca sekilas beberapa halaman bab pertamanya. Membawa kembali kenangan lama itu, saat gw terkejut ngedenger ada wanita lain yang punya prinsip (yang kata orang) gila, sama dengan gw. Kenangan dimana ada orang lain yang menyukai hal yang sama dengan gw dari sisi yang berbeda. Hahaha..masa-masa itu…
Sekarang sudah hampir jam setengah lima pagi, lebih baik gw nunggu subuh baru tidur sekalian. Melihat list lagu dan koleksi cd gw lalu berkata “damn! Wish I hv Infinitys song.” Ooh this book really bring me back to that time, 4tahun kuliah, masa-masa paling sempurna dalam hidup gw, yang semoga segera gw dapetin lagi. Akhirnya gw cuma berjalan dan membuka jendela, bandung hujan rintik-rintik pagi itu, dan tiba-tiba gw teringat kalimat “hujan itu selali balikin romantisnya kota bandung” hahaha I’m totally trap in the past.
Senin, 12 Oktober 2009
Jumat, 02 Oktober 2009
(hari) tertampar-tampar (sedunia)
memasuki minggu-minggu terakhir di penyakit dalam, yang artinya sama dengan minggu-minggu terakhir perjalanan saya sebagai koas. ujian paling mengerikan sejagat perkoasan semakin dekat, tapi saya tak kunjung belajar, masih mengharapkan keajaiban yang hampir 1,5 tahun saya dapatkan. kasus ujian yang saya kuasai dan penguji nan baik hati. sebagai manusia dan mahluk tuhan pun saya tidak semakin baik dalam 1,5 tahun kehidupan perkoasan saya, justru bisa dibilang makin buruk, damn!
sampai hari itu dan hari-hari berikutnya datang, dan berkali-kali saya tertampar-tampar.
tamparan pertama.
saat itu saya sedang berjalan menuju kantin untuk sarapan bersama teman saya. seorang teman laki-laki yang sangat rajin belajar, rajin sewajarnya seorang mahasiswa kedokteran. dia berkata "ini bagian terakhir lo ya?kalo gw jadi lo gw pasti semangat banget belajar, secara bagian terakhir." PLAK! benar-benar merasa tertampar. secara dari hari pertama masuk koas sampai hari itu saya tetap ga punya semangat belajar, hanya sekedar melalui hari demi hari. justru semakin lama semakin malas.
tamparan kedua.
seharusnya saya tertampar sejak dulu tentang hal ini, cuma apa daya defense mechanism saya justru membuatnya jadi bahan lelucon. ada satu (dua jilid lebih tepatnya) catatan yg dipakai turun-temurun dari seorang koas yg sudah melewati penyakit dalam. sambil memegang buku saya dan berkelakar saya berkata "1 bagian dina ngabisin 2 buku, selama koas gw 1buku aj ga habis." dan disambut tawa 1kelompok belajar saya. miris bukan, dan seharusnya saya merasa tertampar saat itu, tapi PLAK! tamparan itu baru terasa sekarang.
tamparan ketiga
saat saya sedang bimbingan kelompok bersama pembimbing saya yag suka bicara ngolor-ngidul dengan selengean-nya tapi penuh petuah kehidupan kalau disimpulkan. bimbingan tepat shari setelah gempa di padang. pembimbing saya sempat tinggal di sumatra barat jadi dia turut "lebih" merasakan. mulailah cerita ngolor-ngidul pernuh petuahnya, sampai ke kalimat-kalimat "ngeri kan?!makanya kalian tuh beruntung tinggal di bandung yg kemungkinan kecil bencana, dikasih otak dan duit buat jd dokter, bersyukurlah..kalian tuh tinggal belajar dan baca aja, ga susah. gw mah (yup, dya pake gw-lo) berasa dosa kalo menyia-nyiakan dan ga berbuat baik udah di posisi gini." PLAK!tertamparlah gw, yg sudah tidak pernah belajar dan beraaat banget mulai belajar walau ujian sudah dekat.
tamparan keempat.
masih di saat bimbingan yang sama. sang pembimbing saya itu berkata "ancur semua gitu ya abis gempa. itu mah rumah bagus, duit banyak, mobil bagus juga udah ga ada gunanya. yang lo pikirin udah tinggal amal-ibadah lo kan?!" PLAK! lagi-lagi tertampar. setelah selama 1,5tahun ini kehidupan agama saya naik turun. kebanyakan turunnya dan cuma naik ketika mendekati ujian. bulan puasa kemarin paraaah banget, 30 hari lah saya rasa saya harus ganti.
tamparan kelima. (bukan buat saya tapi buat lo yang ngerasa)
pembimbing saya yg penuh petuah itu bukan muslim, tp menurut saya dya sangat menghormati dan menganggap baik agama saya. satu hal yang saya suka dia tidak pernah membuat seseorang menyukai agamanya. kalimat-kalimat yang saya ingat persis "buat saya agama islam itu baik, tapi kalau saya tidak yakin ya ga bisa pindah. sama dengan tidak setuju-nya saya untuk menjadikan semua orang murid kristus, itu masalah keyakinan, dan semua agama itu baik." PLAK!tertamparlah kalian semua..saya tidak melihat usaha mem-baik2-an agamanya atau apalah yg selalu dicurigai semua muslim fanatik dari para kristian, dan dya tidak membuat saya (yg kualitas imannya buruk ini) tertarik dengan agamanya. saya tertarik dengan terbukanya pikiran dia. i'm a mooslem and i would love to think he's way.
begitulah tamparan bertubi-tubi menjelang masa-masa terakhir koas saya. is it work?!saat itu ya, begitu saya sampai rumah, ya sudah tidak terasa lagi. saya malah menikmati tidur hampir 10jam tiap harinya, bahkan baru mengetahui gempa di padang jam 11 malam. kayanya saya perlu tamparan yang lebih nyata aka fisik. tidaaak!!saya hanya bercanda. JANGAN SAMPAI YA 4wl, biarkan saya ujian dengan kasus yang saya kuasai, beri kemudahan dan penguji yang baik hati, amiiiin. hmmm..saya berdoa loh itu, mungkinkah karna tamparan pembimbing saya atau karna ujian sudah dekat?!hahaha..
sampai hari itu dan hari-hari berikutnya datang, dan berkali-kali saya tertampar-tampar.
tamparan pertama.
saat itu saya sedang berjalan menuju kantin untuk sarapan bersama teman saya. seorang teman laki-laki yang sangat rajin belajar, rajin sewajarnya seorang mahasiswa kedokteran. dia berkata "ini bagian terakhir lo ya?kalo gw jadi lo gw pasti semangat banget belajar, secara bagian terakhir." PLAK! benar-benar merasa tertampar. secara dari hari pertama masuk koas sampai hari itu saya tetap ga punya semangat belajar, hanya sekedar melalui hari demi hari. justru semakin lama semakin malas.
tamparan kedua.
seharusnya saya tertampar sejak dulu tentang hal ini, cuma apa daya defense mechanism saya justru membuatnya jadi bahan lelucon. ada satu (dua jilid lebih tepatnya) catatan yg dipakai turun-temurun dari seorang koas yg sudah melewati penyakit dalam. sambil memegang buku saya dan berkelakar saya berkata "1 bagian dina ngabisin 2 buku, selama koas gw 1buku aj ga habis." dan disambut tawa 1kelompok belajar saya. miris bukan, dan seharusnya saya merasa tertampar saat itu, tapi PLAK! tamparan itu baru terasa sekarang.
tamparan ketiga
saat saya sedang bimbingan kelompok bersama pembimbing saya yag suka bicara ngolor-ngidul dengan selengean-nya tapi penuh petuah kehidupan kalau disimpulkan. bimbingan tepat shari setelah gempa di padang. pembimbing saya sempat tinggal di sumatra barat jadi dia turut "lebih" merasakan. mulailah cerita ngolor-ngidul pernuh petuahnya, sampai ke kalimat-kalimat "ngeri kan?!makanya kalian tuh beruntung tinggal di bandung yg kemungkinan kecil bencana, dikasih otak dan duit buat jd dokter, bersyukurlah..kalian tuh tinggal belajar dan baca aja, ga susah. gw mah (yup, dya pake gw-lo) berasa dosa kalo menyia-nyiakan dan ga berbuat baik udah di posisi gini." PLAK!tertamparlah gw, yg sudah tidak pernah belajar dan beraaat banget mulai belajar walau ujian sudah dekat.
tamparan keempat.
masih di saat bimbingan yang sama. sang pembimbing saya itu berkata "ancur semua gitu ya abis gempa. itu mah rumah bagus, duit banyak, mobil bagus juga udah ga ada gunanya. yang lo pikirin udah tinggal amal-ibadah lo kan?!" PLAK! lagi-lagi tertampar. setelah selama 1,5tahun ini kehidupan agama saya naik turun. kebanyakan turunnya dan cuma naik ketika mendekati ujian. bulan puasa kemarin paraaah banget, 30 hari lah saya rasa saya harus ganti.
tamparan kelima. (bukan buat saya tapi buat lo yang ngerasa)
pembimbing saya yg penuh petuah itu bukan muslim, tp menurut saya dya sangat menghormati dan menganggap baik agama saya. satu hal yang saya suka dia tidak pernah membuat seseorang menyukai agamanya. kalimat-kalimat yang saya ingat persis "buat saya agama islam itu baik, tapi kalau saya tidak yakin ya ga bisa pindah. sama dengan tidak setuju-nya saya untuk menjadikan semua orang murid kristus, itu masalah keyakinan, dan semua agama itu baik." PLAK!tertamparlah kalian semua..saya tidak melihat usaha mem-baik2-an agamanya atau apalah yg selalu dicurigai semua muslim fanatik dari para kristian, dan dya tidak membuat saya (yg kualitas imannya buruk ini) tertarik dengan agamanya. saya tertarik dengan terbukanya pikiran dia. i'm a mooslem and i would love to think he's way.
begitulah tamparan bertubi-tubi menjelang masa-masa terakhir koas saya. is it work?!saat itu ya, begitu saya sampai rumah, ya sudah tidak terasa lagi. saya malah menikmati tidur hampir 10jam tiap harinya, bahkan baru mengetahui gempa di padang jam 11 malam. kayanya saya perlu tamparan yang lebih nyata aka fisik. tidaaak!!saya hanya bercanda. JANGAN SAMPAI YA 4wl, biarkan saya ujian dengan kasus yang saya kuasai, beri kemudahan dan penguji yang baik hati, amiiiin. hmmm..saya berdoa loh itu, mungkinkah karna tamparan pembimbing saya atau karna ujian sudah dekat?!hahaha..
Langganan:
Komentar (Atom)